Out Chat!

Join The Community

My DeviantArt

Selasa, 08 Maret 2011

Mekah Mean Time

mekkah mean time

Kepala Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi LIPI Mego Pinandito mengatakan, wacana pemindahan titik standar waktu dari kota Greenwich atau Greenwich Mean Time (GMT) ke kota Mekkah yang disebut Mekkah Mean Time (MMT) kemungkinan hanya menggeser waktu di Indonesia.

"Kalau hanya perpindahan waktu yang dipindah dari Greenwich ke Mekkah kemungkinan hanya menggeser waktu di Indonesia saja. Yang tadinya +7 jam GMT untuk WIB, berubah jadi +4 jam MMT," katanya, Senin (16/8/2010), saat dihubungiKompas.com.

Perubahan waktu ini akan berdampak besar pada aktivitas masyarakat sehari-hari, mulai dari kegiatan ekonomi, telekomunikasi, hingga penerbangan internasional. Mego melanjutkan, penetapan MMT ini juga belum jelas konsepnya. Apakah yang diganti hanya patokan waktu ataukah garis bujur ditarik jadi nol derajat berada di kota Mekkah.

"Kita lihat dulu konsepnya seperti apa. Kalau sampai menarik bujur nol derajat, tentu posisi astronomis negara berubah semua. Peta tentu akan berubah," ujarnya.

Akan tetapi, menurutnya, ketetapan MMT oleh pemerintahan Arab Saudi ini harus didukung dunia internasional, tidak bisa bersifat parsial, atau hanya disetujui sebagian negara saja.

"Semua negara harus sepakat, seperti dengan GMT. Dengan begitu, barulah konsep ini bisa jalan, tidak bisa parsial," ungkapnya.

Pemerintahan Arab Saudi kini tengah membangun sebuah jam raksasa di pusat kota Mekkah, tepatnya di puncak Menara Abraj-Al Bait. Menara jam ini dikabarkan lima kali lebih besar dari menara jam Big Ben di Inggris. Selain itu, pembangunan menara raksasa tersebut juga merupakan langkah pemerintahan Arab Saudi dalam mewujudkan ambisi mengubah pusat waktu dunia dari Greenwich ke Mekkah.

Arab Saudi mengklaim bahwa kota suci Mekkah sebagai pusat episentrum dunia bahwa tidak ada kekuatan magnetik di kota ini. Akan tetapi, wacana MMT ini bukan perkara mudah karena harus mengubah paradigma dunia internasional yang sudah 126 tahun menggunakan standar waktu GMT.

Umat Muslim dunia tidak lama lagi akan menyesuaikan jam mereka dengan Mekkah Mean Time ini setelah mulai berdetak di kota suci Mekkah. Jam yang sangat besar ini yang enam kali melebihi ukuran Big Ben yang terkenal di London, Inggris dibangun diatas sebuah gedung tertinggi kedua setelah Burj Khalifa, Dubai.

Pemerintah Arab Saudi berharap untuk kedepannya jam itu akan menjadikan kota Mekkah sebagai alternatif standar waktu Greenwich. Kantor berita setempat mengabarkan bahwa gedung tersebut dibangun oleh seorang arsitek berkebangsaan Jerman dan Swiss yang mempunyai ketinggian bangunan sekitar 600 meter atau enam kali lebih tinggi dari Big Ben. Dari atas gedung tersebut, posisi jam mengarah pada Mesjid Agung Mekkah.

Pada bulan Ramadhan kali ini, jam tersebut sudah berdetak pada minggu pertama Ramadhan, sebagi tanda dimulainya bulan suci Ramadhan. Dan direncanakan bahwa jam ini akan menggantikan waktu Greenwich Mean Time (GMT) dengan Mekkah Mean Time (MMT).


0 komentar:

Posting Komentar