Layar cinema di seluruh negeri akan segera mempunyai sedikit tayangan yang akan di pertunjukan yaitu film lokal,jika ancaman baru dengan produser film Amerika untuk ekspor ke Indonesia boikot dilakukan
Peringatan itu telah datang dari Motion Picture Association, * mitra internasional dari Motion Picture Association of America,yang tampaknya marah karena retribusi mengusulkan kenaikan pajak film impor
Freelance resensi film Bobby Batara mengataka kepada Globe Jakarta,dimana Frank Rittman wakil presiden MPA untuk Asia Pasifik,ungkapkan peringatan kepada wartawan pada hari Kamis setelah pemutaran preview nominasi Oscar film Amerika "Black Swan."
Bobby, yang hadir dalam acara tersebut, kata Rittman telah mengeluh tentang pajak baru yang akan segera diterapkan oleh kantor pabean Indonesia.
Rittman dikutip oleh sejumlah wartawan perfileman yang mengatakan bahwa peraturan pemerintah baru pada impor film bisa memaksa studio besar Amerika untuk menghentikan pengiriman film ke bioskop Indonesia.
Perwakilan MPA tidak bisa dihubungi untuk konfirmasi.
Titis Sapto Raharjo, pemimpin redaksi Flick Online Magazine, sebuah situs ulasan film,juga tentang perfileman dan berkata bahwa kabarnya pemerintah berencana untuk mengenakan retribusi 43 sen per meter dari film impor.
Pejabat pemerintah yang terlibat dalam masalah ini menolak untuk mengkonfirmasi nominal tersebut,hanya mengatakan bahwa perundingan masih berlangsung.
Syamsul Lussa, seorang wakil dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, mengatakan ia tidak mau berkomentar karena pengadaan itu belum terselesaikan."Kami akan membicarakannya dengan pajak dan direktorat bea cukai direktorat karena ada persyaratan yang tinggi untuk film impor di Indonesia," katanya kepada Globe. .
Bambang Permadi Brodjonegoro, kepala kebijakan fiskal di Departemen Keuangan, mengatakan, rinciannya belum selesai karena negosiasi dengan MPA masih berlangsung.
"Saya tidak bisa memberikan rincian yang telah dibahas di badan kebijakan fiskal. Harap tunggu sampai minggu depan, " katanya dalam sebuah pesan kepada Globe. "Lebih baik menunggu sampai kita telah bertemu dengan [pejabat dari] bea cukai."
Titis mengkritik MPA untuk segera menyelesaikan masalah yang sebelumnya telah di bicarakan. "Ini adalah diskusi internal antara pemerintah dan MPA," katanya. "Oleh karena itu, sangat penting bahwa Frank tidak membawa kasus ini ke publik."
Nauval Yazid,manajer tahunan Jakarta International Film Festival (JiFFest), mengatakan jika ancaman dilakukan,itu akan menghadapi masalah yang signifikan untuk bioskop dan penonton film di seluruh negeri.
"Menghentikan ekspor film ke Indonesia akan mempengaruhi banyak orang,"katanya . "Selain itu, industri film Indonesia adalah bergulat dengan pembajakan, yang tidak dapat dihentikan. itu hal yang sangat penting bagi MPA untuk segera membahas dan menyelesaikan masalah ini dengan bea cukai.. "
Anggota MPA yang termasuk beberapa studio terbesar di Amerika Serikat, yaitu Walt Disney Pictures, Paramount Pictures, Sony Pictures Entertainment, Film Twentieth Century Fox, Universal Pictures dan Warner Bros Entertainment.
industri perfilman Indonesia telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, Pada tahun 2009,hanya enam film lokal yang terjual lebih dari satu juta tiket di box office.Pada tahun 2010,hanya satu film yang dapat terjual sebih dari satu juta.
Tahun lalu, 81 film Indonesia telah rilis bioskop,sedikit mengalami penurunan 83 film pada tahun 2009, walapun begitu penurunan yang signifikan terjadi yaitu 91 layar besar yang di rilis pada tahun 2008
0 komentar:
Posting Komentar